Cantrik Pustaka, 2019 l 15,5 x 23 cm l 244 hal l Segel
Franz Wilhelm Junghuhn (1809-1864) adalah romantikus Eropa yang sejak dini cenderung berjarak dengan gemerlap peradabannya sendiri. Ia memilih alam sebagai tempat terindah untuk berpaling. Di Jawa, dalam kesempatan sebagai pegawai kolonial Belanda, Junghuhn gemar "memotret" keindahan alam melalui lukisan-lukisannya yang hidup, terutama sekali lanskap daerah yang paling ia sukai: Sunda. Representasi visual lanskap alam Sunda abad ke-19 dalam ilustrasi-ilustrasi Junghuhn dapat menjadi titik tolak untuk melakukan refleksi ulang atas hubungan seni, ilmu, dan filsafat. Lebih jauh, mosaik peninggalan Junghuhn dapat melengkapi alat-alat yang dibutuhkan untuk sekadar mendefinisikan ulang identitas kesundaan. Lanskap alam Sunda telah menimbulkan minat ilmiah untuk menelisik rincian morfologinya; menggugah tanggapan estetis atas keelokannya; dan mendorong permenungan filosofis mengenai keluasan dan kebesarannya. Junghuhn adalah kasus tempat ketiga aspek pemikiran itu berjumpa dalam satu titik temu.