Detail Setelah Dunia Dilipat - Yasraf Amir Piliang
Setelah dunia dilipat, kita hanyut dalam arus kemudahan, ketangkasan, dan kecepatan. Kita mengira tengah dibawa ke taman-taman firdaus nan penuh kenikmatan dan keserbanyamanan. Namun, yang kita jumpai justru sebaliknya. Kita seakan-akan hidup di dalam sebuah arsitektur peradaban dengan pilar-pilar kukuh humanitas, padahal sesungguhnya sedang terkurung di dalam penjara gelap kemanusiaan yang digerakkan oleh energi animalitas.
Buku ini berisi potret wajah paradoks dan ironi dunia semacam itu. Dunia yang kita anggap arsitektur indah peradaban, nyatanya adalah lorong pengap yang dipenuhi jutaan parasit: dan kitalah parasitnya. Dengan bekal keterpesonaan, kemabukan, dan ekstase, kita menumpahkan segala energi untuk mengeksploitasi bagian-bagian terkecil dari dunia; menggali imajinasi paling asing dari pikiran; menciptakan gagasan paling aneh dari objek-dunia, semata demi kesenangan dan kenikmatan tubuh. Begitu banyak yang kita ambil dari dunia demi memanjakan hasrat-tubuh, tetapi lupa mengenyangkan jiwa—malah membiarkannya gelisah dalam kegersangan, resah dalam kehampaan, sepi dalam keterasingan.