Menjelang akhir kekuasaan Syri Naranatha Prabhu Erlanggya, kadhaton Medhang dibagi menjadi dua, Panjalu yang beribukuta di Daha dan Janggala yang beribukota di Kahuripan. Kedua. wilayah itu diserahkan kepada kedua putranya. Namun pembagian tersebut justru membuat anak keturunan Prabhu Erlanggya saling berperang untuk memperebutkan kekuasaan.
Pada Saka Warsa 1057, kedua kadhaton dapat disatukan kembali di bawah kekuasaan Syri Naranatha Prabhu Jayabhaya. Karena pertikaian yang tiada henti, putri sulung Syri Naranatha Prabhu Jayabhaya, Dyah Ayu Pramesthi sebagai calon pewaris takhta Daha melimpahkan haknya kepada adiknya Mapanji Aryesywara atau Mapanji Lémbu Amérdadu. Adik Dyah Ayu Pramesthi ini memiliki putri sulung yang bernama Dyah Ayu Sasi Kirana.