Rendra selalu membukakan telinganya bagi jerit hewan yang terluka. Dia mengidentifikasikan diri dengan orang-orang lanjut usia yang kesepian; dengan sepenuh daya-rasa hatinya dia memihak kepada wanita desa Aminah, yang setelah terpeleset, tidak lagi mendapat tempat dalam kehidupan bersama masyarakat desa yang “baik-baik”. “Berilah jalan pada kambing hitam, kerna ia telah dahaga padang hijau. Berilah jalan pada semangat hilang, kerna ia telah dahaga sinar terang,” “Aminah”. Dia menyuarakan kesengsaraan orang-orang miskin yang tertindas dalam “Sajak Ciliwung”, sungai di Jakarta yang sejak dahulu dikenal oleh penyair-penyair Indonesia sebagai lambang suka-duka rakyat Indonesia. - A. Teeuw -
Pustaka Jaya, Cet. IV, 2022; 14,5 x 21 cm: 86 hal; Sotcover