DIANGKAT dari perjalanan hidup Tyo Pakusadewo, aktor Indonesia yang membintangi lebih dari 70 film, Bui menceritakan satu fragmen penting dalam liku-liku hidup seorang tokoh bernama Paku. Ia pec*andu akut, ditangkap polisi setelah bertekad melepaskan diri dari jerat Na*rk*oba. Kehidupan penjara serta proses peradilan yang mendahuluinya menjadi petualangan dan pertaruhan paling sengit dalam hidup Paku: manusia yang tak sanggup merumuskan makna hidupnya sendiri, apalah sebutannya? Bui sekaligus menampilkan refleksi mendalam tentang carut marut praktik peradilan di Indonesia, kaburnya batas adil dan zalim pelaksanaan hukum, serta mengungkap kejahatan besar dan terorganisir yang merajalela di tanah air namun tak pernah terlihat wujud utuhnya. Menjadi saksi bahwa kejahatan besar senantiasa melibatkan kekuasaan besar. "Tyo Pakusadewo-saya biasa memanggilnya Sotong-adalah ikhtiar yang tak habis. Novel yang diangkat dari perjalanan hidup Sotong ini membawa kita kepada realitas, yang mungkin gelap tapi jujur. Ia bukan sebuah novel melodrama, di mana berdiri batas tegas antara pahlawan dan kejahatan, di mana di ujung cerita kita bernapas lega karena kepahlawanan menang. Tokoh Paku bukan sosok ideal dengan segala paraphernalia nya. Tapi ia adalah ikhtiar tanpa henti. Kepahlawanan tak hanya muncul ketika sang hero-seperti dalam film-menang. Kepahlawanan justru muncul dari ketabahan untuk terus berusaha-walau dalam situasi yang paling mushkil sekalipun. Itu sebabnya novel ini begitu memikat." M. Chatib Basri Mantan Menteri Keuangan Republik Indonesia
"Novel ini adalah sebuah semi-autobiografi penting untuk dunia film Indonesia. Dalam konteks inspirasinya kita belajar proses yang tak kunjung usai. Melalui kisah Paku kita bisa berefleksi tentang banyak hal: jatuh dan bangun, perjuangan, bertahan menjadi orang yang berbeda dengan segala kompleksitasnya. Dan pada akhirnya, di tengah kesendirian, sesungguhnya kita tak pernah benar-benar sendiri." Angga Dwimas Sasongko Pendiri Visinema dan Sutradara Film
"Penjara menjadi kepompong bagi Paku. Kini ia terbang sebagai kupu-kupu, melintas menuju cahaya, berbekal iman di dada." H. Deddy Mizwar Aktor