Detail Mazhab Pemikiran - Al Farabi Ian Richard Netton
Abu Nasr al-Farabi (870-950)—yang dijuluki Guru Kedua setelah Aristoteles, dan mereka yang mengikuti dan mengembangkan ajaran pemikirannya—adalah salah satu capaian intelektual tertinggi di dalam seluruh rentang perkembangan pemikiran Islam Abad Pertengahan. Era itu, meminjam istilah Ibrahim Madkour, disebut sebagai “Era Farabisme”: dengan batasan waktu mulai dari lahirnya Al-Farabi pada 870 sampai meninggalnya Abu Hayyan al-Tawhidi sekitar 1023.
Bentang rentang antara 870-1023, jika memang hendak dibuat, menyediakan khazanah yang kaya untuk menelusuri jejak-jejak kebesaran Farabisme. Ditambah lagi empat pemikir besar lainnya yang pernah berinteraksi dengan, atau malah terpengaruh oleh, pemikiran Guru Kedua ini. Keempat pemikir tersebut adalah (1) Yahya b. Adi (893/4-974); (2) Abu Sulayman al-Sijistani (wafat 987/8); (3) Abul Hasan al-Amiri (wafat 992); dan (4) Abu Hayyan al-Tawhidi (wafat 1023).
Kajian terhadap gagasan-gagasan empat pemikir itulah yang, ditambah tentu saja pemikiran epistemologis Al-Farabi, merupakan persoalan pokok yang disajikan secara ringkas namun padat di dalam buku ini.