Detail Masyarakat, Tuhan, dan Negara - Hery Santoso & Edi Purwanto
Setelah menempuh masa kurang lebih setengah abad sejak kemunculannya yang pertama pada dekade 1970-an (antara lain ditandai dengan diselenggarakannya Kongres Kehutanan Dunia VIII di Jakarta yang mengangkat tema Forest for People), gagasan perhutanan sosial yang membawa misi keadilan dan keberlanjutan dalam pengelolaan hutan, mulai tidak lagi dipandang sebagai isu kehutanan marginal yang bersifat kontrapembangunan. Sebaliknya, perhutanan sosial justru dianggap sebagai alternatif solusi bagi kerusakan hutan yang diwariskan oleh era kejayaan kayu yang terjadi pada dekade 1980-1990. Melalui perhutanan sosial diharapkan masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar hutan bisa sejahtera dan hutan yang dikelola pun bisa lestari.