Detail Manis Tapi Tragis: Kisah Saidjah-Adinda dalam Max Havelaar
… ironisnya, giliran kaum Konservatif akhirnya yang menggantikan kaum Liberal dalam memanfaatkan novel Max Havelaar untuk propaganda kebijakan politik mereka setelah mereka tidak berkuasa lagi di Belanda! Dan dalam propaganda kedua partai terbesar di Belanda ini, istilah “demi kepentingan orang-orang pribumi” merupakan slogan yang terus-menerus dipakai. Max Havelaar dengan isinya yang menggambarkan penderi-taan orang-orang pribumi karena kebijakan Cultuurstelsel tentu saja jadi alat propa-ganda yang tak bisa dilewatkan. —Saut Situmorang
Max Havelaar tak berhenti dikaji hingga hari ini dengan segala pendekatan dan teori. Demikian juga dengan berbagai upaya untuk membongkar sosok Multatuli di luar karyanya. Sebagai seorang pegawai pemerintah Belanda yang ditempatkan di negara jajahan, Multatuli adalah bagian dari para penjajah yang bekerja untuk melayani kepentingan penjajah. Walaupun kemudian setelah ia menerbitkan Max Havelaar, ia memutuskan untuk mengundurkan diri daripada dipindahtugaskan, tetap tak menghapus fakta bahwa Multatuli bekerja untuk kepentingan kolonial. —Okky Madasari
Keperpihakan terhadap penindasan baik dalam wujud sikap dan gagasan antikolo-nialisme maupun antifeodalisme dan mesianisme itu tecermin salah satunya dalam fragmen “Saidjah dan Adinda”. Fragmen ini menggambarkan sebuah kekecewaan, diskriminasi, dan humanisme yang juga dapat ditemui dalam konteks sejarah sosial petani dalam periode tanam paksa pun demikian masih relevan dalam periode liberal. —Rhoma Dwi Aria Yuliantri
Jika Max Havelaar dipandang sebagai semacam gugatan terhadap kolonialisme Belanda, episode ini seakan-akan berfungsi sebagai kesaksian langsung subjek Jawa. Dalam wacana teoretis tentang kondisi kolonial, advokasi merupakan konsep yang problematis karena terkait dengan masalah politik representasi. Advokasi, berdasarkan definisi dasarnya, merupakan upaya untuk berbicara dan bertindak untuk dan atas nama pihak lain. —Ari J. Adipurwawidjana
Penulis: Saut Situmorang, Okky Madasari, Rhoma Dwi Aria Yuliantri, Ari J. Adipurwawidjana Penerbit: Cantrik, 2021 Kategori: Sastra ISBN: 978-623-6063-29-3 Bahasa: Indonesia Dimensi: 16 x 23 cm l Softcover Tebal: 300 hlm l Bookpaper