Detail Kesaksian Pelaku Sejarah Darul Islam (DI/TII) Penerbit Darul Uswah
PERHATIAN :
- Semua buku yang kami jual ORIGINAL (ASLI/LANGSUNG DARI PENERBIT). - Dilarang menggunakan gambar-gambar milik Toko Harga Buku tanpa seizin. - Berat barang sesuai dengan berat yang tercantum di shopee. - FREE Packing menggunakan lapisan kardus dan buble warp. - Bila ada pesan silahkan tulis "DICATATAN" saat chekout / diorderan, bukan dichat. - Bila mendapati buku kurang halaman atau tidak ada tulisannya, maka RETURN barang (ongkirnya) ditanggung penuh oleh pembeli bila tidak menyertakan catatan utk “BUKA SEGEL DAN CEK KONDISI BARANG”. - Bila terjadi masalah dengan produk yg diterima silahkan komplain via chat. Bila telah memberikan penilain sebelum komplain ke pihak toko, maka tidak kami layani. - Pemesanan yang masuk setelah pukul 14.00/overload, akan dikirim esok hari. - Hari ahad & tanggal merah libur pengiriman.
Detail Buku :
Judul : Kesaksian Pelaku Sejarah Darul Islam (DI/TII) Penulis : Irfan S. Awwas Penerbit : Darul Uswah Ukuran : 24 x 16 x 2 cm Jenis Cover : Soft Cover Jenis Kertas : Bookpaper Tebal : 410 hal Berat : 490 gr ISBN : 9789798143359
Deskripsi Buku :
Darul Islam, atau lebih dikenal dengan Negara Islam Indonesia bukanlah sebuah upaya membangun mimpi kosong; bukan pula makar untuk merebut kekuasaan dari pemerintah yang sah. Negara Islam Indonesia dibangun atas dasar keyakinan dan fakta yuridis yang meniscayakan sahnya sebuah negara.
Buku ini tidak sekadar mengungkap sisi lain sejarah yan--sengaja--dilupakan, melainkan juga memberikan pengayaan sudut pandang islami dan apresiasi bahwa eksistensi Negara Islam Indonesia tidaklah sesadis “opini sejarah” yang sengaja dipolitisasi seperti dapat dibaca pada buku-buku pelajaran sejarah di sekolah. Negara Islam Indonesia yang dipimpin oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, Abdul Qahhar Mudzakkar, dan Teungku Muhammad Daud Beureu’eh ingin memberikan alternatifi ideologi dan way of life, manakala ideologi lain (demokrasi liberal, demokrasi terpimpin) nyata-nyata gagal dan hanya menyengsarakan rakyat Indonesia.
Kadang gendang yang dipukul bisa menyadarkan orang yang terlelap tidur. Namun, adakah gendang yang bisa menyadarkan orang yang sudah mati hatinya? Lantas, mengapa kita begitu terpesona dengan ajakan kaum Islamophobia, padahal anak-anak panah, mereka tujukan ke dada kita? Mengapa kita sangat terpukau dengan tipu daya kaum Islamophobia, padahal Allah Swt jauh lebih dekat kepada kita daripada mereka?
(Edisi Revisi dari buku "Trilogi Kepemimpinan NII" yang dilengkapi dengan foto, data, dan tulisan baru)