How to Be a Friend, atau dalam bahasa Latin De Amicitia, boleh dikata merupakan buku terbaik yang pernah ditulis mengenai persahabatan. Marcus Tullius Cicero dalam buku ini memberikan nasehatnya yang begitu jujur dan menyentuh—sesuatu yang jarang kita dapati dalam karya-karya dari zaman kuno. Sebagian orang Romawi memandang persahabatan dalam arti nyaris praktis, sebagai hubungan antara manusia demi keuntungan timbal-balik. Cicero tak menyangkal bahwa persahabatan macam itu penting, tetapi ia melampaui unsur utilitarian dan mengagungkan jenis persahabatan yang lebih mendalam, di mana dua orang saling menemukan diri dan tidak mencari pamrih atau untung dari orang lain. Cicero dalam karya pendek ini menyuguhkan suatu panduan yang menarik untuk menemukan, merawat, dan menghargai orang-orang dalam hidup kita yang kita pandang bukan menurut apa yang bisa mereka berikan kepada kita, melainkan karena dalam diri merekalah kita menemukan belahan jiwa. Di tengah zaman modern yang ditandai oleh teknologi dan kecenderungan tak henti-hentinya untuk berfokus pada diri sendiri—sesuatu yang mengancam semangat persahabatan yang mendalam dan langgeng—nasihat Cicero semakin terasa penting.