Awan terhimpun awan membuyar, demikian Geertz dengan indah melukiskan proses perubahan sosial itu. Ini bukan persoalan rusaknya kearifan lokal, bukan soal bobroknya modal sosial masyarakat lokal. Ini bukan soal ketamakan masyarakat. Ini adalah soal bagaimana masyarakat melakukan renegosiasi citra lokal terhadap perubahan-perubahan di sekitarnya yang datang silih berganti, sementara kesempatan yang tersedia seringkali sangat langka dan mahal. Perubahan semacam ini bukan sebuah fenomena baru. Fenomena-fenomena itu sudah mengakar jauh sudah menjadi sejarah panjang kehidupan sosial ekonomi budaya dan politik warga.
Jauh hari sebelum kehidupan sosial ekonomi warga desa Tepian Buah Berau Kalimantan Timur berubah karena booming ekonomi sawit. Jauh sebelumnya leluhur mereka sudah melakukan perubahan sosial ekonomi melalui tanaman karet yang diperkenalkan oleh kolonial abad ke 20. Hal yang sama juga terjadi di Dieng, perubahan sosial ekonomi yang terjadi tidak hanya pada tanaman kentang, tapi sebelumnya terjadi perubahan ekonomi tembakau pada abad 19.
Judul Buku: Awan Terhimpun Awan Membuyar Penulis: Hery Santoso Pengantar: Mahfud Ikhwan Penerbit: Interlude, 2020 ISBN: 9786237676478 Kategori: Lingkungan, Sosial Budaya Bahasa: Indonesia Dimensi: 14 x 20 cm | Soft Cover Tebal: xii + 186 hlm l Bookpaper