Kehadiran makhluk itu benar-benar meneggelamkan Tazari dalam ribuan liter senyuman. Seketika itu, daun-daun menghijau rindang meneduhkan hari Tazari. Tawa renyah makhluk itu bak senandung rindu, dan senyumnya membuat Tazari candu. Melucuti segala kegundahan dan kegelisahan yang bersemayam dalam relung kalbu. Tanpa batas, memikirkannya kini menjadi rutinitas baru dalam detik, menit, dan jam kehidupan Tazari. Ia terlena dalam lantunan nada-nada asmara. Sampai-sampai ia lupa, kalau pertemuan adalah sebuah tanda dari Tuhan agar manusia bersiap menerima perpisahan dan kehilangan.