“Ia berilusi betapa gadis Inamura tengah melangkah di bawah bayangan pepohonan, menjinjing saputangan merah muda berhias seribu bangau putih. Ia bisa melihat burung-burung bangau dan saputangan itu dengan jelas.”
Seribu Burung Bangau merupakan novel yang berkisah tentang hasrat, penyesalan, dan kenangan. Seluruh kisahnya terbalut dalam ritual upacara minum teh yang disampaikan secara halus dan lembut oleh Yasnari Kawabata. Pertama kali terbit pada tahun 1952 dengan judul asli Senbazuru dan diterjemahkan ke dalam bahasa inggris oleh Edward Seidensticker pada tahun 1958 yang membantu menyebarkan ketenaran Kawabata ke luar negeri.