Namanya Sapirin Mancelat. Bayi yang tampan. Hidungnya lancip seperti hidung ayahnya. Kulitnya kuning seperti kulit orang Cina. Rambutnya hitam lebat. Bibirnya kecil di atas dan tebal di bawah. Matanya yang masih tertutup tampak cukup besar jika dilihat dari ukuran kelopaknya. Ia terus menangis memecah sesenggukan anggota keluarga di sekitarnya. Beberapa saat kemudian, emaknya, Mak Satun, memeluknya untuk disusui. Tangisnya berhenti. Ia menyusu. Matanya sedikit membuka. Bola matanya bergerak, melirik sapi-sapi yang mengunyah rumput sambil memandanginya. Ya, Sapirin Mancelat lahir di kandang sapi. Dikelilingi… sapi.