Detail Revolusi Yang Dikhianati: Sebab-sebab Kebangkrutan Uni Sovyet - Leon Trotsky
Berangkat dari perspektif bahwa Uni Soviet bukanlah sebuah negara kapitalis, tetapi sebuah negara dengan bentuk kepemilikan sosialis tetapi dimana birokrasi telah merebut kendali politik, maka perspektif yang didorong oleh Trotsky adalah perspektif revolusi politik, yakni merebut kembali kekuasaan politik dari birokrasi tanpa merubah tatanan kepemilikan sosialis di Uni Soviet. Begini tulisnya: “Revolusi yang tengah dipersiapkan birokrasi atas dirinya sendiri bukanlah sebuah revolusi sosial, sebagaimana revolusi Oktober 1917.
Ini bukan masalah mengubah pondasi ekonomi masyarakat, mengubah bentuk-bentuk kepemilikan dengan bentuk yang lain. Sejarah telah mencatat di tempat lain bahwa bukan hanya revolusi sosial yang menggantikan rejim feudal dengan rejim borjuis, melainkan juga revolusi politik yang, tanpa menghancurkan pondasi ekonomi masyarakat, menyapu habis sebuah lapisan penguasa lama (1830 dan 1848 di Perancis, Februari 1917 di Rusia, dll.). Penggulingan kasta Bonapartis, tentu saja, akan memiliki konsekuensi sosial yang besar, tetapi dalam dirinya sendiri revolusi ini akan dibatasi di dalam kerangka revolusi politik.”
Perspektif Trotsky mengenai tingkatan perubahan politik pun berganti sesuai dengan epos sejarah yang dimasukinya. Pada awalnya, ketika Trotsky masih anggota PKUS, dia mengedepankan reformasi politik dengan perjuangan faksi di dalam PKUS. Tetapi mesin-mesin birokrasi menguat di luar perkiraan dia, dan dia pun ditendang keluar dari PKUS dan negara Soviet. Bertahun-tahun setelah diasingkan dia masih menganggap bahwa yang diperlukan adalah sebuah reformasi politik. Akan tetapi, pengkhianatan terus-menerus oleh PKUS dan organ internasionalnya Komunis Internasional, yang berakhir pada kemenangan Hitler, mendorong Trotsky untuk merubah perspektifnya dari reformasi politik ke revolusi politik. PKUS sudah bukan lagi kendaraan politik garda depan proletariat, dan Komintern sudah bukan lagi organisasi internasionalnya Lenin. Internasional Keempat dibentuk pada tahun 1938, dan benar saja pada tahun 1943 Komintern dibubarkan sendiri oleh Stalin untuk menyenangkan hati para imperialis bahwa Uni Soviet tidak akan mencoba mendorong revolusi dunia.
Dalam membaca karya ini, kita harus melihatnya sebagai satu kesatuan dengan karya-karya Leon Trotsky lainnya dan perjuangan politiknya. Tidak seperti akademisi yang hanya menulis untuk menuangkan gagasan semata, Trotsky selalu menulis dengan tujuan politik. Karya-karyanya adalah sebuah perspektif untuk aksi politik, yang tidak statis tetapi dinamis. Sang penyunting berharap bahwa karya ini dapat memperkaya gerakan Indonesia, bukan hanya dalam batasan wacana tetapi juga sebagai panduan aksi untuk menuju masyarakat sosialisme yang sejati di bumi Indonesia.