Di hari ibuku mengabarkan kematian ayahku itu, aku tiba di rumah tak lama setelah azan magrib selesai berkumandang. Lampu-lampu rumah menyala, tetapi aku tahu tak ada siapa pun di dalamnya. Aku bisa merasakan itu. Ibuku ketika itu tentulah masih di rumah sakit mengurusi proses pemulangan jenazah. Aku tidak menyusulnya meski ibu sebelumnya memberitahuku di rumah sakit mana jenazah ayah berada." Novela ini pada awalnya menghadapkan kita pada semacam prolog yang mencoba menjelaskan cerita di dalamnya, di mana kita diajak untuk memosisikan diri di luar cerita. Selanjutnya, ia menghadapkan kita pada cerita itu sendiri, yakni penggalan-penggalan kisah hidup seorang lelaki yang mati di awal cerita, yang dihadirkan bukan lewat perspektifnya sendiri melainkan perspektif tiga tokoh perempuan yang terhubung dengannya, secara bergantian.
Kelak setelah membacanya sampai habis, novela ini menghadapkan kita pada sesuatu yang lain lagi: sebuah situasi. Berhadapan dengan situasi ini kita berpeluang memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang relasi sesungguhnya antara kesadaran pembaca dan kesadaran pengarang, antara realitas dan kesadaran.
CATATAN TOKO bonus buku
setiap pembelian 2 buku gratis 1 buku pilihan kami. berlaku kelipatan (promo tidak berlaku untuk paket hemat & flazzsale)