Dalam Profit Over People, Noam Chomsky mengkaji neoliberalisme; sistem ekonomi dan kebijakan-kebijakan politik pro-korporat yang kini mengobarkan suatu bentuk perang kelas di seluruh dunia. Chomsky mengkritik tirani minoritas yang merestriksi arena publik dan memberlakukan kebijakan-kebijakan yang menggelembungkan kesejahteraan pribadi, sering kali dengan sangat mengabaikan konsekuensi-konsekuensi sosial dan ekologisnya.
Profit Over People mempersembahkan pandangan-pandangan Chomsky tentang filosofi pasar bebas, kontrol korporat terhadap opini publik, dan dampak yang tak diberitakan dari kekuatan-kekuatan serta kebijakan-kebijakan non-demokratis seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Dana Moneter Internasional (IMF), Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA), Perjanjian Multilateral di bidang Investasi (MAI)—serta gerakan perlawanan yang meluas dan sering kali muncul untuk menentangnya.
Chomsky menawarkan harapan mendalam bahwa aktivisme sosial bisa merebut kembali hak-hak rakyat sebagai warga negara ketimbang sebagai konsumen, mendefinisikan kembali demokrasi sebagai sebuah gerakan global, bukannya sebuah pasar global.