Sebagaimana novel-novel sebelumnya, di dalam buku ini pun Kundera masih mengandalkan lelucon, percintaan, dan politik sebagai unsur-unsur esensial dalam ceritanya. Ia mengetengahkan sosok Stalin yang gagal menggiring rekan-rekan seperjuangannya ke dalam lelucon yang dituturkannya sebagai simbol dari politik yang kehilangan rasa humor. Dan bagi Kundera, ini adalah satu penanda zaman baru, zaman di mana lelucon tak lagi mampu meringankan berat serta sulitnya hidup yang tak tertahankan. Masalah eksistensi juga masih menjadi perhatian Kundera di dalam buku terbarunya ini. Eksistensi, beserta segala kebebasan serta kehendak yang dimilikinya, ia benturkan dengan hak asasi manusia yang dalam praktiknya malah terkesan--atau boleh jadi--paradoks: Manusia kerap mengingkari hak asasi manusia atas nama hak asasi manusia. Sebuah lelucon yang lain!
Penerbit : Trubadur Tebal : iv+131 hlm | Bookpaper Dimensi : 13x19 cm | Soft Cover Harga Normal: 55.000