Dalam buku puisi ini, Triyanto telah memutuskan untuk menjadi dalang. Dari mana sang dalang ini mendapatkan repertoire-nya? Mungkin tidak perlu kita mengusut asal-muasal kisah-kisah yang disampaikannya, yang sebagian besar berkaitan dengan judul buku, Pertempuran Rahasia. Dalam kehidupan orang Jawa, pertempuran yang paling dahsyat memang ditemukan dalam salah satu bagian Mahabharata, yang mengisahkan buah perseteruan antara dua kubu yang sebenarnya berasal dari satu wangsa yang sama, yang berlangsung di sebuah medan pertempuran yang sekaligus merupakan makam terakhir para kesatria yang, meskipun dikisahkan terbunuh dengan kejam, tetap hidup dalam dunia orang Jawa. Setidaknya pada zaman yang sudah agak lama lampau.
Dari rangkaian kisah pewayangan yang aslinya dituturkan dalam berjilid-jilid buku, yang ditulis oleh pujangga India dalam berbagai versi, Triyanto menghidupkan kembali tokoh-tokoh yang terlibat dalam sejumlah peristiwa yang, setidak-tidaknya dalam pementasan wayang kulit, lebih banyak menampilkan tindakan tinimbang renungan. Peristiwa, dengan demikian menjadi lebih penting—antara lain karena wayang adalah tontonan. Namun, bagi dalang Triyanto yang penting bukan peristiwa tetapi tokoh, bahkan mungkin bukan si tokoh tetapi apa yang mendidih dalam benak si tokoh.