Detail Perempuan yang Berjalan Sendirian - W. Sanavero
Kumpulan prosa dalam buku ini menampilkan kisah-kisah tokoh perempuan yang masing-masing membawa pergolakan tentang relasinya di tengah kultur masyarakat dengan balutan cerita romantis dan dilematis. Apakah pada hakikatnya, semua manusia memang sendirian meskipun sedang berada di tengah banyak orang? Selamat membaca, selamat bertemu dengan diri sendiri.
"Entahlah,aku tak mengerti mengapa banyak orang menyebut dunia maya adalah dunia yang tak nyata. Sementara mereka akan tetap terbakar amarah saat cacian dan makian datang dari sana, mereka tetap depresi saat satujam sajatakberkunjung ke sana." Dunia nyata saja fana, apalagi dunia maya. Namun, nyatanya kita suka berlama-lama di dunia maya. Dan, W. Sanavero menuliskan kisah-kisahnya dengan apik dalam bukunya yang terbaru berjudul "Perempuan yang Berjalan Sendirian". Membaca buku ini seperti menghapus batas-batas antara yang nyata dan yang maya. Selamat menikmati. __Candra Malik (Sastrawan)
Ini sebuah soliloquy yang niscaya membosankan bila tak hati-hati menarik-ulur maksud. Antologi ini mengambil resiko tersebut. Dengan jam terbang sejak 2018 terus-menerus menulis, Sanavero setia dengan bentang soliloquy yang panjang. Kesadaran ia bentuk melalui perbincangan dengan diri sendiri. la keluar dari lubang jarum yang kecil dan rumpil. la berhasil. Sanavero tak memberikan jarak atas dirinya dan ceritanya. la lebur sebagai sang perempuan yang berjalan sendirian itu.?__A Elwiq Pr (Sastrawan)