Sajak-sajak yang terkumpul dalam buku ini memiliki rentang tarikh dari 1991 sampai 2020. Abdul Wachid B.S. memilah-menghimpun kembali dari arsip kepenyairannya. Melalui judulnya, “Penyair Cinta”, buku ini secara permukaan disasarkan kepada mereka yang menghamba pada cinta, pada kekasih yang bersemayam di hati. Namun, bila ditilik lebih mendalam seperti dalam epilognya, Abdul Wachid B.S. tampaknya ingin menegasakn posisi sajaknya sebagai karya sufi penyair yang merepresentasikan posisi pentingnya Tuhan sebagai “Kekasih”, dan pencitraan peleburan cinta tersebut merupakan gambaran paling mewakili dari kebersamaan cinta yang dapat dikenali oleh manusia.