Dalam novel ini jelas adanya pengaruh teori Friedrich Nietzsce tentang semangat Apollonian versus Dionysian. Polarisasi karakter Apollonian yang individualis dari Narcissus berkebalikan dengan gairah dan watak yang tekun dari Goldmun. Hesse, dalam semangat The Birth of Tragedy dari Nietzsce, melengkapi persamaan dengan menciptakan Goldmund sebagai seniman dan pengembara (usaha keras Dionysian) yang diimbangi oleh Narcissus, seorang pendeta yang memiliki sifat terstruktur dan stabil (pendekatan Apollonian), dan menyoroti harmonisasi hubungan karakter utamanya.
Goldmund ditampilkan sebagai sosok yang terus berkembang dan mencari yang berusaha untuk mewujudkan unsur Apollonian dan Dionysian, sehingga menangkap gambaran tragedi ideal Nietzsce. Goldmund mewujudkan berbagai spektrumpengalaman manusia, bafsu akan kenikmatan dunia sensual yang mengerikan akan tetapi menangkap dan menampilkannya melalui bakatnya sebagai pemahat.
Seperti sebagian besar karya Hesse tema utama buku ini adalah perjuangan pengembara untuk menemukan dirinya sendiri, serta perpaduan kutub Jungian yang berlawanan (Mysterium Coniunctionis). Goldmund mewakili seni dan alam serta “pemikiran feminin”, sedangkan Nacissus mewakili ilmu pengetahuan dan logika serta Tuhan dan “pemikiran maskulin”. Kualitas “feminin” dan “maskulin” diambil dari struktur archetypal Jungian, dan merupakan kenang-kenangan dari karya Hesse sebelumnya, khususnya Demian. Di seluruh novel, Goldmund semakin menyadari kenangan akan ibunya sendiri, yang pada akhirnya mengakibatkan keinginannya untuk kembali kepada Urmutter (ibu primordial).