Detail Matinya Tukang Dongeng - Soni Farid Maulana
“Jika benar ayahku seekor anjing, atau dikutuk jadi seekor anjing; dosa macam apakah yang tengah ditanggung oleh ayahku? Wahai Dayang Sumbi, ibuku yang malang, kau tak pernah bisa menjawab pertanyaanku semacam ini. Karena itu, aku tidak percaya bahwa kau ibuku! Aku juga tidak percaya bahwa ayahku seekor anjing!” teriak Sangkuriang, pada sebuah sore yang muram, di sebuah Hutan Larangan yang sunyi, di hutan Pajajaran.
Dalam buku ini, Soni Farid Maulana hendak menyuarakan protes terhadap apa yang sudah mapan di pikiran kebanyakan orang. Membacanya, kita seperti berhadapan dengan juru kisah yang cerita-ceritanya membuat kita berpikir ulang mengenai kebenaran yang dari dulu kita yakini.
Matinya Tukang Dongeng adalah kumpulan cerpen karya Soni Farid Maulana, seorang penulis yang sudah aktif menulis puisi sejak tahun 1976, dipublikasikan di berbagai media massa cetak terbitan daerah dan ibu kota. Sejumlah puisi yang ditulisnya sudah dibukukan dalam sejumlah antologi puisi tunggal. Antara lain dalam Variasi Parijs van Java (PT. Kiblat Buku Utama, 2004), Secangkir Teh (PT. Grasindo, 2005), Sehampar Kabut (Ultimus, 2006), Angsana (Ultimus, 2007), Opera Malam (PT. Kiblat Buku Utama, 2008), Pemetik Bintang (PT Kiblat Buku Utama, 2008), Peneguk Sunyi (PT Kiblat Buku Utama, 2009), Mengukir Sisa Hujan (Ultimus, 2010), Disekap Hujan (Kelir, 2011) Telapak Air (KSLS, 2013), Arus Pagi (Kosa Kata Kita, 2015), Belum Jam Tiga (Kosa Kata Kita, 2016), Sisa Senja (Kosa Kata Kita, 2017), Sehabis Hujan (Kosa Kata Kita, 2017) Kisah Sebuah Pagi (KKK 2017) Endapan Kabut (KKK, 2017) dan Ranting Patah (basabasi.co, 2017), Memburu Makna (KKK. 2019) dan Peristiwa Ringkas Sehabis Hujan (KKK, 2019).
Judul Buku: Matinya Tukang Dongeng Penulis: Soni Farid Maulana Penerbit: Basabasi, 2020 Kategori: Cerpen ISBN: 9786237290629 Bahasa: Indonesia Dimensi: 12 x 19 cm | Softcover Tebal: 88 hlm | Bookpaper