Detail Matinya Ilmu Komunikasi - St. Tri Guntur Narwaya
"Ilmu Komunikasi Telah Mati".
Seruan ini dikumandangkan tepat ketika ilmu komunikasi sedang berada di puncak kejayaannya. Saat fakultas-fakultas ilmu komunikasi dibanjiri ribuan mahasiswa, serta ratusan publikasi, seminar, dan riset tentang ilmu komunikasi gencar dilakukan, seruan ini tak pelak bagaikan palu godam yang menghantam telak jantung sosial ini..Displin ilmu yang diagungkan menjadi pendorong kemajuan masyarakat modern ini, justru tunduk layu dalam kuasa modal. Ilmu komunikasi menjelma sebagai aparatus ideologis yang turut menyiarkan ideologi pasar dan kapitalisme.Ia juga menjadi alas kaki bagi paradigma positivisme yang menempatkan pengetahuan tak lain sebagai perkakas kekuasaan.
Buku ini melayangkan gugatan kritis dan provokatif, bahwa ilmu pengetahuan tak boleh hanya menghamba pada kekuasaan. Sebuah ilmu, harus berani merobek selongsong ideologis dan membuka tabir kepentingan. Sebuah ilmu semestinya mengemban mandat agung: emansipasi dan pembebasan.
"Sewaktu naskah ini ditulis, saya susah merasa kalau Guntur akan berteriak kencang pada segala hal yang tidak pernah ia setujui. Guntur sebagaimana anak muda radikal lainnya. Tidak terlalu percaya, kalau perubahan bisa dilakukan oleh kawanan bandit yang berstatus ilmuwan...Kegelisahan Guntur beranjak dari sana, dimana pengetahuan diparkir untuk memenuhi dan memfasilitasi kebutuhan praktis kekuasaan" (Eko Prasetyo, dalam Kata Pengantar).
CATATAN TOKO bonus buku
setiap pembelian 2 buku gratis 1 buku pilihan kami. berlaku kelipatan (promo tidak berlaku untuk paket hemat & flazzsale)