Dipahami jika karya sastra, termasuk puisi adalah produk teks. la adalah wujud imajinatif yang terengkuh dalam aneka lambang bahasa. Acuannya, bahasa yang menghidupi pengarang. Bersastra adalah proses mencapai klimaks estetik dengan menyusun pondasi-pondasi berupa imajinasi, fantasi, fiksi dan ekspresi dengan perantara bahasa. Tak heran jika karya sastra lebih merupakan pertautan antara realita, semesta tanda, dan makna.
Teks puisi meluahkan multi-makna yang berlapis karena pada dasarnya menyelami ranah puisi berarti bermain-main di dalam labirin teks bahasa. Dampaknya pun beraneka, ditilik dari konsep kebahasaan yang telah mapan. Teks sendiri adalah ungkapan bahasa yang secara pragmatik, sintaktik, dan semantik merupakan suatu kesatuan. Meşki beberapa unsur tersebut telah terpenuhi, tidak dengan sendirinya berarti perkara gampang untuk mencari makna dalam teks sastra. Bahasa mempunyai kelemahan-kelemahan yang menjadikannya sulit untuk didekati: kesamaran (vagueness), implisit (inexplicitness), ketaksaan (ambiguity) dan tergantung pada konteks (contexi-dependence) adalah perihal yang sering menyebabkan kita mengalami kesalahan untuk mencari kebenaran makna di dalam bahasa. Sebutlah contoh puisipuisi D. Zawawi Imron yang memungkinkan untuk dimaknai dengan sayap penafsiran yang aneka, meşki ihe azıthor telah menyebutkan makna sebenarnya yang ia tasbihkan dalam karyanya.
kerikil-kerikil dari langit menempis laut bulan berkaca di air rawa sayap kupu hinggap di batu ruhnya terbang menyunggi mendung makna dan arti bukan sekadar mimpi aku pun mengerti, adik! orang lapar mengidamkan padi bukan puisi _Lagu Lappo Asse
CATATAN TOKO bonus buku
setiap pembelian 2 buku gratis 1 buku pilihan kami. :) nikmati pula promo potongan ongkir semua buku yang kami jual original