Ketika Ludvik mengirimkan kartu pos kepada Marketa yang berisi lelucon—"Optimisme adalah candu bagi masyarakat! Atmosfer sehat berbau busuk kebodohan! Hidup Trotsky!"—kekasihnya itu tidak menganggap leluconnya lucu. Demikian pula dengan pihak berwenang. Ludvik pun dikeluarkan dari universitas dan dari keanggotaan Partai Sosialis, kemudian dikirim ke kamp kerja lantaran leluconnya yang dianggap provokatif dan berbahaya.
Inilah Lelucon, novel pertama Milan Kundera, yang dilarang beredar di Ceko karena secara spirit karya ini bertentangan dengan ideologi resmi pemerintah (sosialisme) Ceko pada saat itu. Lebih jauh lagi, sebagai tanggapan terhadap terbitnya novel ini, pemerintah Ceko mencabut kewarganegaraan Kundera, membuatnya harus beremigrasi ke Prancis, tanah air keduanya sejak saat itu hingga sekarang. Lewat novel ini, Kundera menunjukkan kepada kita bahwa kekuasaan yang tersentral—apa pun bentuk dan ideologinya—tetap memiliki watak yang serupa: totalitarian dan antikritik.
Tentu saja, di tangan Kundera, tema politik tidak jatuh semata menjadi pamflet yang kering dan menjemukan. Kundera meramu persoalan politik-ideologi di negerinya dengan kisah cinta yang erotik dan penuh intrik, pergulatan rindu-dendam ihwal persahabatan, serta kondisi pergeseran tradisi kebudayaan Cekoslowakia sendiri; semua itu saling berjalin kelindan, membingkai novel ini dengan indah dan menjadikan Lelucon, sebagaimana yang dikatakan oleh novelis John Updike, "Novel yang penuh pemikiran, kompleks, dan ambivalen."