Detail Laki Laki Bersayap Patah - Yudhi Heriwibowo
Deskripsi Laki Laki Bersayap Patah - Yudhi Heriwibowo
Dan aku tentu akan membiarkannya saja begitu. Aku mencoba tak bergerak secara berlebihan. Aku tak mau mengganggu kosentrasinya. Toh di saat-saat itu aku masih mengantuk, sehingga mudah saja bagiku untuk melakukannya.
Namun aku mungkin sedikit berlebihan. Kadang, samar-samar aku seperti bisa merasakan gesekan penanya. Padahal buku catatan miliknya sebenarnya cukup tebal. Mungkin sampai 200 halaman. Seharusnya aku tak bisa merasakan gesekan apa pun. Apalagi tekanan tangannya pada kertas sangatlah halus. Anehnya, lama-lama aku seperti bisa membaca apa yang ditulisnya. Tentu hanya potongan kata-kata yang nyaris tak begitu kuyakini. Jadi aku pun kemudian abai saja.
Tapi itulah kesalahanku. Sama seperti saat aku mengabaikan salah satu buku yang dipegangnya, Malaikat Melawan Iblis. Kali ini pun aku benar-benar tak menganggap penting apa yang ditulisnya. Walau, aku merasakan satu penggalan puisi yang ditulisnya.
di sini angin telah menunjukkan titik kematiannya kau akan mati tanpa pernah kau sadari!
Ah, andai aku bukan laki-laki bebal yang memusuhi buku dan semua yang ada di dalamnya, aku pasti tahu maksud dua kalimat itu.