Detail KOMIK: Media Yang Terus Bergerak - Bambang Tri Rahardian
Komik Tintin lebih familiar di telinga kita dibanding penciptanya, Georges Prosper Remi yang memiliki nama pena Hergé. Di Indonesia, komik Tintin populer sejak terbit pada tahun 1975 melalui penerbit Indira. Tintin sangat berpengaruh pada tahun 1980‒1990-an, saat komik-komik masih didistribusikan, selain di toko buku, melalui kios-kios penyewaan buku atau taman bacaan.
Dalam salah satu tulisannya, Beng Rahadian mengambil satu sisi lain dari kepopuleran Tintin, yaitu pengaruh gaya menggambar‒yang kemudian ia sebut sebagai jejak Hergé ‒kepada komikus Indonesia. Meski tak banyak, kata Beng, penting sebagai catatan bahwa gaya Herge secara global telah memengaruhi komikus Indonesia yang masih bertahan hingga kini.
Lalu, indikator apa saja yang digunakan untuk mengenali gaya Hergé? Siapa saja komikus yang sadar maupun tidak sadar terpengaruh? Dan apakah jejak Hergé hanya dalam komik?
Jejak Hergé dalam buku ini juga beriringan dengan ulasan mengenai perkembangan media komik dan komunitas yang menghidupinya, komik sebagai media berekspresi, dan hubungan negara melalui komik.