Menjelang pagi kuambil dari dalam dompet foto mendiang ibuku. Air mata mengalir di mataku dan aku berbisik, "Maniaku sayang! Bertahun-tahun lalu aku hidup bersamamu di Milesoska nomor 4 di Royal Vineyards di Praha, mama tak pernah berpikir bahwa lima belas tahun kemudian anak laki-lakimu yang malang akan menarik mundur resimen ke posisi di Kluchevo-Bugulma, menyerang jembatan kereta api di Sungai Ik dan di Kluchevo, menyerang rel kereta api, membakar lumbung gandum, dan mengerahkan laki-laki terakhir untuk mempertahankan kota -- dan lain sebagainya. Mengapa aku tak menjadi pendeta, seperti yang mama inginkan, ketika untuk pertama kalinya aku gagal dalam ujian di kelas empat sekolah dasar. Aku seharusnya menciptakan kedamaian. Aku seharusnya memimpin perayaan Misa dan minum anggur biara."
Jaroslav Ilasek adalah seorang humoris dan satiris Ceko terkenal. Dia mengolok-olok semua orang dan segalanya, termasuk dirinya sendiri. Dia tak peduli pada gaya atau aliran sastra --dia menganggap karyanya sebagai pekerjaan, bukan seni dan menulis secara spontan. Dia membuat lelucon tidak hanya di atas kertas, namun juga dalam kehidupan nyata, membuat marah banyak orang yang menganggapnya pemalas, tak bertanggung jawab, gelandangan, dan pemabuk.
Novel tipis ini ditulis berdasarkan pengalamannya ketika bergabung dalam Tentara Merah dan ditugaskan di Bugulma, sebuah kota kecil di timur Simbirsk. Kisahnya menghadirkan kelucuan-kelucuan dari berbagai masalah yang dialaminya dan para revolusioner ketika bertempur melawan Kubu Putih. Kisah ini mengolok-olok Kubu Putih dan para oportunis yang ada di dalam Tentara Merah. Dari kisah ini kita bisa tahu sebuah peristiwa sebesar Revolusi Rusia pun ternyata menyimpan kisah lucu dan kekonyolan.