Tentu tidak perlu saya katakan betapa hati saya berduka... namun, saya dapat memastikan, betapa sepanjang masa berkabung itu, kami sekeluarga diliputi oleh selimut cinta Tuhan yang begitu tebal! Dia menggelontorkan cinta-Nya secara betubi-tubi. Sahabat-sahabat mulai berdatangan dengan pancaran mata yang penuh simpati, pelukan yang meneguhkan, ucapan yang menghangatkan hati... Kalau saya tidak limbung pada malam itu, tidak lain karena gebyuran gelombang cinta itu jauh lebih kuat daripada badai kepedihan. Malam itu, saya hanya ingin berlama-lama menimang tubuh mungil Amadeus Aaron sebelum kami menidurkannya di dalam peti.
Buku ini merangkum serangkaian renungan dan kesaksian Arie Saptaji dalam memaknai dan menyukuri suka duka kehidupan tersebut, mengundang kita untuk berbisik: "Its a really, really wonderfull life!"