Kabar samar-samar tentang sebuah manuskrip buku puisi misterius oleh seorang penyair obskur Indonesia, Rudi Rodhom—tertulis di sebuah nomor Horison tahun 1992 sebagai Rudhie R.—membawa tokoh kita, Dea Anugerah (seorang mahasiswa filsafat tingkat akhir penyuka puisi) berkelana ke ibukota untuk melacaknya. Masalahnya, info satu-satunya yang agak panjang tentang si penyair diperolehnya dari ensiklopedia susunan orang yang paling dibencinya, yakni penulis Dea Anugrah (tanpa huruf e pada nama belakang), orang yang karena kemiripan nama dianggapnya telah merusak hidupnya dan memaksanya memakai pseudonim Soda Api. Pelacakan Soda mengantarnya ke wilayah-wilayah terkumuh dan membuatnya berkenalan dengan organisasi penumpas komunis yang tak kurang misteriusnya.