“Sebab aku adalah Hans von Stoffeln, tapi jika dalam kurun waktu satu bulan keseratus pohon itu belum juga ditanam, aku akan menyuruh anak-anak buahku mencambuki kalian hingga tak ada satu pun jari kalian yang masih utuh.”
Di sebuah desa di pedalaman Swiss, laba-laba hitam hadir di mana saja. Ia menyergap saat orang sedang tidur, menempel di kepala saat berdiri, atau bahkan mencegat di perjalanan. Ia menyemburkan bisanya kepada siapa pun yang ditemuinya, memberi sengatan bagaikan menderita kiriman panas dari api neraka, membuat orang-orang bernasib sial itu harus bergelut dengan ajal. Kakinya yang ditumbuhi bulu-bulu halus mencengkeram erat. Matanya yang jelalatan selalu awas mencari mangsa. Ia tak mempan terhadap kapak maupun tombak, tak terkalahkan oleh para kesatria sekalipun. Laba-laba hitam tak akan pergi dari desa terkutuk yang telah menghadirkannya.