Segalanya berawal dari pria paruh baya yang ditemukan sekarat dengan mata semerah darah di lantai kamar mandi apartemennya. Anjing-anjing di dalam apartemennya juga tewas atau sekarat dengan kondisi yang sama. Keesokan harinya, para anggota damkar dan paramedis UGD yang berusaha menyelamatkan pria tersebut mulai mengalami gejala mata merah yang serupa, lalu tewas dalam waktu singkat. Hanya Han Ki-joon, ketua tim tanggap darurat, yang belum terinfeksi. Sejak saat itu, semakin banyak warga Hwayang yang tewas akibat wabah misterius tersebut. Ki-joon berusaha mengeluarkan istri dan bayinya dari Hwayang, tetapi pemerintah mendadak mengumumkan situasi darurat dan mengerahkan pasukan militer untuk memblokir setiap jalan keluar dari kota. Tidak seorang pun boleh masuk ataupun keluar. Kota Hwayang yang dulunya damai pun berubah menjadi neraka anarki penuh darah.