Karya sastra memperlihatkan gambaran dunia, karakter manusia, dan permasalahan yang beragam. Tidak hitam putih. Tidak benar salah. Dilema-dilema yang dihadapi dalam kehidupan membuat orang tidak sepenuhnya bisa menjadi orang baik, tapi juga tidak akan sepenuhnya menjadi bajingan. Tokoh yang tampaknya kecu, ternyata menyimpan di dalam dirinya wajah malaikat. Sebaliknya, mereka yang dipandang alim, ternyata seorang yang jahat juga.
Karya sastra memperlihatkan dengan jitu paradoks agama. Tidak seperti dibayangkan para pemeluk teguhnya yang meyakini agama sebagai solusi permasalahan, dalam banyak hal, agama adalah permasalahan itu sendiri. Di sini, karya sastra tampil sebagai suatu kisah pergumulan hidup yang mendalam. Agama dikritik di satu pihak, tapi sekaligus tetap tidak akan ditinggalkan. Justru, pergumulan hidup itu memunculkan suatu renungan keagamaan yang baru.