Sarah Hamilton terjebak dalam mimpi terindah yang pernah dialaminya. Dia sedang berada di atas tempat tidur besar yang lembut, dan entah mengapa gaun malam flanelnya telah lenyap. Namun dia tidak merasa dingin. Tidak, sebenarnya dia merasa hangat. Benar-benar hangat. Ada sesuatu yang besar dan panas di sampingnya. Tubuhnya melekat erat pada sesuatu itu. Dia merasakan sentuhan nikmat di bibirnya. Kuat tetapi lembut. Bagai beledu. Menggoda. Bangun, satu suara kecil berkata. Sesuatu yang begitu nikmat pastilah bukan sesuatu yang benar. Mata Sarah terbuka lebar. Dia menjerit dan mendorong dada telanjang di depannya. Dia menjerit lagi sambil menarik kedua tangannya seolah baru saja terbakar. Saat itulah pintu tiba-tiba terbuka dengan suara keras dan ada wanita lain yang ikut menjerit.