Perubahan terbesar dalam perbukuan di abad ke-21 bukan perihal mesin percetakan, bukan masalah rendahnya ambisi baca, masalah modal keuangan bisnis buku, dan seterusnya, tapi adalah terutama perubahan strategi niaga buku berkat internet. Kuasa internet telah melahirkan marketplace dan e-commerce, toko buku baru nan unik yang memadukan luring (offline) dan daring (online) dengan ribuan followers yang dikelola anak muda, ratusan bahkan ribuan reseller buku, kemunculan dan kebangkitan (lagi) penerbit indie di berbagai kota, dan para penulis dengan ribuan followers.
Buku ini adalah semacam peta baru niaga buku dari 18 pedagang buku luring (offline) dan daring (online) di Jakarta, Yogyakarta, Surakarta, dan Ambon. Para tokoh niaga buku ini, dari yang sudah berjualan buku selama puluhan tahun sampai pedagang baru yang membuka lapak daring dengan omset ratusan juta rupiah per bulan, membuka rahasia niaganya: mulai dari strategi pengelolaan konvensional toko buku, taktik jitu menadahi buku retur, membuat website sendiri, mengunggah buku dengan keren di media sosial, mensiasati algoritma digital di marketplace, membangun jaringan resellers di berbagai kota, dan seterusnya. Siapa yang tumbang dan siapa yang bangkit dalam perubahan besar niaga buku di abad digital ini?
Sebuah buku tentang perjalanan dari toko buku ke toko buku ternama dan terbesar di Indonesia. Ngadiyo berjumpa dan berbincang dengan para pedagang dan pengelola toko buku dari generasi tua dan muda. Mereka bertahan, berusaha sekuat tenaga mengembangkan perdagangan buku dari biasa secara konvensional hingga perubahan luar biasa di abad digital sekarang. Buku ini pantas dibaca para pengambil kebijakan perbukuan di berbagai kampus di Indonesia, para (calon) pedagang atau penerbit buku, pegiat literasi, dan para pecinta buku.