Pengorbanan dan cinta Murad yang luar biasa terhadap Aceh, ternyata tetap tidak bisa membuatnya diterima di tanah kelahirannya sendiri. Di mana pun dia berada, nyawanya selalu terancam. Setelah menembak seorang anggota dewan, Murad menjadi buronan yang paling dicari. Selain pembunuh, dia juga dikecam sebagai penjahat paling kejam dan berbahaya. Dia juga diyakini hendak mengacau pemilihan umum dan merongrong Pemerintahan Aceh Baru. Banyak pihak kalang-kabut memburu Murad. Beberapa kali dia sempat dipukuli dan nyaris tertangkap oleh orang-orang Partai Merah yang melacak tanpa henti. Murad terpaksa melarikan diri ke sebuah kampung paling terpencil dalam rimba yang tidak terdapat dalam peta. Di sana pulalah dia terperangkap dalam dunia asing dan ganjil, sambil tetap bertahan dengan menyamar sebagai teungku pandai agama. Ketika penyamarannya nyaris terbongkar, Jemala, gadis yang diam-diam jatuh hati padanya, dengan gagah menyelamatkan Murad sesaat sebelum musuh tiba. Gadis itu melarikannya ke hutan belantara yang tidak pernah terjamah manusia. Di sanalah Murad dan Jemala menemukan sepetak surga yang membuat mereka terpana....