Seorang pengemis wanita memasuki toko pakaian yang sangat mewah. Pakaiannya compang-camping, tubuhnya berbau menyengat, drastis sekali perbandingannya dengan pengunjung lainnya. Pengemis itu mendekati seorang pelayan toko yang lantas melayaninya seolah dia adalah sosok terhormat—tak berbeda dari yang lain. Beberapa baju dicobanya, tetapi tentu saja pengemis itu tidak membeli apa-apa. Setelah si pengemis pergi, seorang gadis pengunjung bertanya pada si pelayan toko, “Mengapa Anda membiarkan pengemis itu mencoba gaun-gaun indah ini? Anda tahu bahwa pengemis itu tidak mungkin sanggup membeli gaun-gaun mahal ini, kan?” Pelayan itu menjawab, “Maaf, soal itu bukan urusan saya. Saya tidak dalam posisi untuk menilai atau menghakimi para pelanggan saya. Tugas saya adalah untuk melayani dan berbuat baik.” Gadis itu terkejut. Kemudian darinya, cerita mengenai sikap pelayan toko itu menyebar. Hari berikutnya, berbondong-bondong orang datang ke toko itu. Pengemis wanita itu tidak membeli apa-apa, tidak memberi keuntungan apa-apa, tetapi akibat perlakuan istimewa dari pelayan toko itu kepadanya, hasil penjualan toko itu meningkat drastis, sehingga pada bulan itu keuntungannya naik 50 persen. Kadang kita terlalu terpengaruh pada suatu keadaan, keputus-asaan, hingga hal-hal sepele yang sebenarnya mampu membuahkan sesuatu yang besar. Ada berbagai kisah dalam buku ini yang perlu Anda ilhami. Bahwa dalam keadaan paling buruk pun, keajaiban bisa terjadi. Tak ada yang mustahil di dunia ini. Dan terlebih, tak ada yang mustahil bagi-Nya.