Aku dan Klowor adalah karib berbeda nasib. Ia yang gila memiliki segala kebebasan itu: hidup bebas tanpa tanggung jawab sosial dan memiliki semua kemewahan, sedangkan akulah tikus got yang mengharap remah rotinya. Barangkali kebenaran dan pemahaman tentang kehidupan hanya miliknya dan tak seorang pun mampu menjangkaunya.
Ia tidak tahu bahwa ada jenis kebebasan lain dalam masyarakat: hidup dengan kesadaran sosial tinggi yang dalam kadar kuasa tertentu bahkan bisa mengubah hari depan. Pada prakteknya, orang yang memiliki kebebasan jenis ini akan melakukan apa saja untuk mencapai tujuannya dan itu hanya upaya biasa untuk tiba pada kewajaran saja.
Tragedi penemuan sesosok mayat itu hanyalah pintu untuk memahami sebuah moralitas yang tidak akan dimengerti banyak orang. Sebab sampai kapan pun aku bukan bagian dari orang-orang desa terkutuk yang daripada seperti kumpulan manusia, perilakunya lebih mirip sekawanan an*ing liar.