Jalaluddin Rumi adalah guru bagi umat manusia. Di zamannya, banyak orang berbondong ke majelisnya, mulai dari pemintal benang hingga pejabat pemerintahan. Mereka tunduk di bawah fatwa-fatawa bijak yang keluar dari lisan Rumi. Seolah naungan ketika cuaca panas, Rumi adalah mendung yang memberikan harapan rintik hujan. Seolah sinar terang, Rumi adalah matahari yang tak sekadar menyinari tetapi juga memberi petunjuk arah.
Rumi tak sekadar duduk di kursi dan di belakang meja, dia menegur dan menyapa orang-orang. Pejabat elite ditegurnya dengan bijak. Masyarakat kecil pun disapanya dengan senyum. Dia menempatkan orang elite dan orang kecil dalam satu ruangan yang sama, dalam hati yang sama, dengan pandangan yang sama.
Rumi tak segan meminta kepada para amir agar membantu orang-orang kecil. Sebaliknya, dia pun menyuruh orang kecil untuk menghormati para amir. Seperti paus yang memberikan restu, tak sedikit dari para pejabat yang meminta fatwanya dan tak jarang masyarakat biasa memohon nasihatnya.
Buku ini adalah himpunan surat yang ditulis oleh Rumi yang ditujukan kepada banyak orang; kepada para amir, pejabat, murid, sahabat, keluarga, dan bahkan guru spiritualnya, Syams Tabrizi. Dari isi surat-surat ini, Rumi tampak tak sungkan untuk mengungkapkan cinta, nasihat, teguran, dan bahkan meminta pertolongan kepada orang-orang elite pemerintahan agar memperhatikan masyarakat kecil dan para darwis. Inilah surat-surat Rumi yang menyingkap sebagian dari kepribadiannya yang agung.