Penerbit: Serambi, 2020 Kategori: Sosial Budaya ISBN: 9786022900856 Bahasa: Indonesia Dimensi: 13 x 20 cm | Soft Cover Tebal: 142 hlm l Bookpaper Berat 350 gram Harga: 45.000
Dunia tengah dilanda keresahan global. Di sepanjang tahun 2019, gelombang protes sosial menghantam banyak negara. Menghempas kawasan Asia, Afrika, Eropa hingga Amerika Latin. Di sana, aktivisme media sosial, unjuk rasa, pemogokan, bentrokan demonstran dan aparat hingga kerusuhan menerjang bak tsunami. Ini merupakan protes massal terbesar sejak era Kejatuhan Bangsa-Bangsa (Autumn of Nations), sejak bubarnya Uni Soviet tiga dekade lalu. Gelombang protes sosial ini hendaknya dipandang sebagai penguatan civil society. Gerakan “suara rakyat, suara Tuhan” bukan hanya menguat, melainkan memasuki fase baru; fase revolusi tanpa pemimpin. Revolusi ini ditulangpunggungi oleh kelas menengah bersenjatakan smartphone. Internet dan media sosial menjadi instrumen penting. Konsekuensinya? Pemerintah mesti hati-hati. Pertanyaannya bukan lagi “jika”, tetapi “kapan” revolusi tanpa pemimpin datang menghampiri. Ketidak Puasan kelas menengah serupa bom waktu. Bisa meledak mendadak jika repons pemerintah lambat apalagi keliru menyikapi dan mengantisipasi. -Rocky Gerung