Sinkronisitas. Carl Gustav Jung telah memberi kontribusi yang sangat besar terhadap bidang psikoanalisa dan dianggap sebagai prototype sang pemberontak mengingat guncangan dan besarnya dampak yang diakibatkan oleh gerakan yang dia lakukan di ranah psikologi analisis.
Sejak awal kariernya, Jung terpesona pada kebetulan-kebetulan yang penuh makna, terutama kesejajaran-kesejajaran mengejutkan yang tidak dapat dijelaskan secara memadai oleh rasionalitas ilmiah. Baginya, kejadian-kejadian itu tampak seperti mengandung “kualitas ilahiah”. Ia mula-mula membahas gagasan ini dengan Albert Einsten, tetapi kali pertama menggunakan istilah “sinkronisitas” dalam sebuah kuliah pada 1930 untuk merujuk pada berbagai wawasan psikologis yang memukau dan tak lazim yang diperolehnya setelah mempelajari kitab I Ching.
Korespondensi dan persahabatan panjang dengan fisikawan peraih Nobel, Wolfgang Pauli, merangsang lahirnya pernyataan akhir dan matang untuk pemikiran Jung tentang sinkronisitas. Bersama himpunan bahan historis dan kontemporer, yang diolah oleh semua perangkat pikiran Jung yang jenius dan bentangan pengetahuannya yang luas, buku kecil ini melukiskan dengan jeli, tenang dan sangat menggugah tentang eksperimen astrologis yang dilaksanakan oleh Jung untuk menguji teorinya. Sinkronisitas menyingkapkan secara utuh dan memukau telaah Jung ihwal fenomena psikis yang sangat luas jangkauannya