Sebagai umat Islam, kita diperintahkan untuk mengikuti dan meneladani Rasulullah dalam setiap keadaan. Itulah bukti konkret keimanan sekaligus kecintaan kepada beliau. Siapa yang menjadikannya sebagai suri teladan berarti telah menempuh jalan yang akan menyampaikan kepada kemuliaan yang ada di sisi Allah. Allah Ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Surat al-Ahzab: 21)
Allah Ta’ala berfirman, (artinya) “Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab dan as-Sunnah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (Surat Ali ‘Imraan: 164).
Buku ini mengajak kita untuk mengetahui aspek-aspek dalam meneladani Rasulullah. Penulisnya menjelaskan secara rinci dengan contoh nyata bagaimana beliau berinteraksi dengan berbagai kalangan, seperti:
Keluarga, saudara, dan orang-orang di sekitarnya seperti tetangga;
Berbagai kelompok sosial, baik kalangan miskin maupun kaya;
Kalangan yang membutuhkan pendekatan dakwah khusus, seperti para mualaf dan munafikin;
Wanita, anak-anak, hingga binatang.
Semuanya ditunjukkan dengan kasih sayang dan keteladanan Rasulullah yang paling tampak adalah sifat penyayang.Jadi, sudah sifat ini melekat pada diri kita? Padahal Rasulullah bersabda,
“Sesungguhnya lemah lembut tidaklah ada pada sesuatu kecuali akan menghiasinya, dan tidaklah dicabut dari sesuatu kecuali akan memperkeruhnya.” (HR. Abu Dawud)