Ada banyak nama yang diberikan Barthes untuk melukiskan wilayah yang ingin didekati setelah ia mengembara dengan sayap semiotika. Salah satunya adalah after-the-fact yang kita temukan dalam Camera Lucida. Fact adalah wilayah yang selama ini dipelajari oleh “ilmu positif tentang anda”. After-the-fact adalah realitas filmis tanpa film novelistik tanpa novel fantasmatik tanpa kontemplasi narativitas tanpa kisah fotografis tanpa foto. After-the-fact adalah wilayah dimulainya bahasa “baru” dan bahasa yang bisa diucapkan atau ditulis tidak lebih daripada “mendekati”. After-the-fact bukanlah factum melainkan fictio bukan wilayah faktual melainkan fiktif.
Hubungan antara fact dan after-the-fact bukanlah hubungan sekuensial baik secara logis maupun kronologis melainkan hubungan yang muncul dari pengalaman kebuntuan dan atau pengalaman setelah menguras segala kemungkinan dari apa yang dianggap faktual. Hubungan antara after-the-fact dan fact bisa dipakai untuk memasuki diskusi tentang hubungan antara modern dan posmodern sebagaimana dilakukan oleh, misalnya, Lyotard dan Vattimo dalam tulisan mereka masing-masing dan dengan pendekatan mereka masing-masing pula.