Detail Sekolah Kapitalisme yang Licik - M. Ecsobar
Awal 1997, dunia pendidikan, terutama praktis pendidikan pembebasan telah kehilangan seorang pendekarnya. Paulo Freire, tokoh pendidikan pembebasan asal Brazil telah berpulang ke hadirat penciptanya. Ia pergi meninggalkan setumpuk karya, segudang jasa dan segugus gagasan di bidang pendidikan.
Di Indonesia, nama Freire sangat terkenal di kalangan LSM. Model pendidikan partisipatif yang digunakan oleh LSM dalam aktivitas pengembangan masyarakat mengambil inspirasi dari praksis pendidikan pembebasan yang digagas Freire.
Meskipun gagasan dan praksis pendidikannya banyak digandrungi oleh praktisi pendidikan di Dunia Ketiga, tapi banyak yang menganggap teori dan praksis Freire itu gagal. Anggapan ini erat kaitannya dengan posisi Freire sendiri yang tidak bisa didefinisikan dengan pasti. Sebagai intelektual, ia tidak bisa dikelompokkan sebagai intelektual organis atau intelektual institusional. Memang ia mengklaim sebagai orang radikal, tapi penekanannya pada kebebasan dan demokrasi menempatkan dirinya pada posisi intelektual liberal yang tentu saja berharap-harap dengan kelompok revolusioner.
Teori pendidikannya pun tidak bisa ditempatkan dalam genre teori tradisional, modernis, maupun posmodernis. Karena begitu rumitnya posisi Freire, teori dan praksisnya bisa saja dianggap gagal oleh satu pihak, tapi dianggap sukses oleh pihak yang lain. Rumitnya posisi Freire ini akan semakin jelas terasakan dalam perbedaannya dengan para akademisi Universitas Nasional Meksiko (UNAM) mengenai pendidikan tinggi.
Judul Buku: Sekolah Kapitalisme yang Licik Penulis: M. Ecsobar Penerbit: IRCiSoD Penerjemah: Mundi Rahayu Bahasa: Indonesia, 2016 Tebal: xlviii + 256 hlm | Bookpaper Dimensi: 12x18 cm | Soft Cover