“… Ada sentuhan khas Wani yang tidak ingin goresan tintanya berakhir menggantung ….”
—Fiersa Besari , Musisi, Penulis, Petualang.
“… Barangkali ini memang zaman baru, di mana kita bisa jadi remaja lebih lama dan boleh galau karena cinta. Sajak-sajak ini sungguh pantas menjadi lirik lagu. Seperti yang ini: Setiap nafasku/ Adalah sajak yang belum kukemas/ Dan kau adalah oksigen/ Yang membuatnya terus ada ….” —Ayu Utami, Penulis.
“… Dalam buku ini, Wani adalah Wani dengan kata-katanya sendiri yang tumbuh dan mekar dalam dunia dan masanya sendiri.” —Bagus Dwi Danto/Sisir Tanah, Musisi.