Roro Hoyi, nama yang sudah lekat dalam benak para pecinta kisah Mataram, tepatnya pada masa Sunan Amangkurat I. Nama ini akan membawa pada suasana haru dan tragik, yang mau tak mau menyeret sosok Amangkurat I sebagai sosok antagonis. Roro Hoyi dalam legenda Mataram adalah seorang gadis belia yang menjadi korban intrik sekaligus biang kemurkaan pemangku kerajaan.
Tapi novel ini tidak berkisah tentang Mataram, juga Amangkurat I. Ini adalah fiksi yang sengaja mengambil nama tokoh utama yang sama, juga setting waktu yang sama yakni pada masa Mataram pasca Sultan Agung. Joko Santosa sebagai penulis seng@la melakukan dekonstruksi cerita, mengajak pembaca untuk melihat sosok wanita Jawa dari sudut pandang lain. Pembaca tidak akan menemukan seorang Roro Hoyi yang imut dan menggemaskan, yang lembut dan penurut, khas wanitaJawa abad ke-17. Lantas sosok Hoyi bagaimana yang ditampilkanJoko Santosa dalam novel ini?