Detail Ragam Identitas Perempuan Bukan Bayang-Bayang
Buku ini menunjukkan bahwa ragam identitas perempuan adalah keniscayaan, dan tersusun atas pengalaman hidup perempuan sehari-hari. Pengalaman berada pada pusaran konflik tambang, situasi perempuan mengalami pergeseran, antara eksistensi kehadiran mereka dalam konflik versus pengakuan dan negasi yang dialaminya. Posisi perempuan dalam konflik, pengakuan, dan penegasian mengantarkan penulis pada suatu kerangka inti dari nexus antara perempuan dan negara. Proses perubahan sosial sekitar konflik tambang telah merajut keragaman identitas perempuan yang konkret.
Teori feminis poskolonial menunjukkan jalan tersendiri ke arah mana kelompok komunitas masyarakat yang “kalah” dalam pengelolaan sumber daya alam itu “menemukan” pembebasannya. Etnografi feminis poskolonial memfasilitasi ruang komunikasi dan menggambarkan bagai-mana komunitas “bisu” atau “subaltern” mampu bicara, menceritakan bukan hanya pengalaman pedih atas ketertindasan, eksploitasi, tetapi juga tentang luapan kegembiraan dalam merayakan kemenangan atas ruang-ruang baru mereka. Selain berisi pembahasan tentang keragaman identitas perempuan dalam konflik, buku ini juga merupakan catatan pengakuan atas keberadaan gerakan perempuan dari sudut-sudut desa terpencil. Gerakan-gerakan itu ternyata memuat unsure diskursus feminis poskolonial.