"Saya sangat berterimakasih kepada semua orang yang mengatakan: Bebaskan Pussy Riot! Kita semua telah menciptakan sejarah--peristiwa politik yang penting--dan sistem yang diciptakan oleh Sang Tiran akan semakin sulit untuk mengendalikan kita. Apa pun vonis yang dijatuhkan untuk Pussy Riot, kita sudah menang. Ini karena kita telah belajar bagaimana menjadi vokal dan marah secara politik." - Nadezhda "Nadya" Tolokonnikova
Pada 21 Februari 2012, lima anggota band kolektif punk-feminis, Pussy Riot, mengadakan pertunjukan punk di Katedral Kristus Sang Juru Selamat di Moskow. Dengan mengenakan pakaian ketat dan balaclava berwarna cerah, mereka melakukan doa punk kepada Perawan Maria untuk menyingkirkan presiden Rusia, Vladimir Putin, dari segala yang suci. Setelah tampil hanya selama empat puluh detik, mereka diusir oleh pengaman gereja. Selanjutnya, krtiga pentolan Pussy Riot, Maria Alyokhina (Masha), Nadezhda Tolokonnikova (Nadya), dan Yakaterina Semutsevich (Katya), ditangkap dan didakwa dengan tuduhan kejahatan hooliganisme yang dimotivasi oleh kebencian agama. Mereka terancam mendapatkan hukuman hingga tujuh tahun penjara.