Detail Perang Tuanku Tambusai Sang Harimau Rokan Melawan Penjajahan Belanda
Penulis: Dr.H.Juni Sjafrien Jahja, S.H.,M.H Ukuran: 14 x 21 cm Tebal: viii + 140 hlm Penerbit: VisiMedia Pustaka ISBN: 979-065-246-1
Perjuangan Tuanku Tambusai Sang Harimau Rokan telah dapat menyatukan pengikutnya dari tiga kelompok etnis yang berbeda, yaitu etnis Melayu, Mandailing, dan Minangkabau yang secara administratif termasuk bagian dari wilayah Provinsi Riau, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Sebagai pahlawan, Tuanku Tambusai memiliki jasa yang besar dalam Perang Padri, sehingga beliau dijuluki oleh Belanda De Padriesche Tiger Van Rokan—Harimau Padri dari Rokan. Berkat kecerdikannya, Benteng Belanda Fort Amerongen dapat direbut oleh Tuanku Tambusai.
Kemudian, Tuanku Tambusai berjuang mempertahankan benteng terakhirnya, Benteng 7 Lapis di Dalu-Dalu (benteng yang paling baik dan paling teratur milik Indonesia yang pernah dijumpai pada zaman itu) sebelum akhirnya direbut oleh Belanda. Akan tetapi, usaha Belanda menggempur Dalu-Dalu untuk menangkap Tuanku Tambusai sia-sia karena mereka tidak dapat menemukan Tuanku Tambusai dalam keadaan hidup atau tewas. Hal ini pertanda besar yang nyata bahwa Tuanku Tambusai tidak mau kalah apalagi menyerah dalam perjuangannya melawan penjajahan Belanda.
Buku ini hadir sebagai hasil dari Seminar Sejarah Kepahlawanan di Riau yang dilaksanakan di Medan pada 30—31 Mei 1988. Rekomendasi seminar mengusulkan kepada pemerintah agar tokoh Tuanku Tambusai dapat diakui sebagai pahlawan nasional yang berasal dari daerah Riau. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya. Oleh karena itu, sebagai anak bangsa, kita wajib mengenal sejarah Tuanku Tambusai.